πŸ»β€β„οΈ Ciri Ciri Kemampuan Membaca Interpretatif

Periodeoperasi formal (12 tahun ke atas), ciri utama periode. Mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang, di antaranya adalah. Tentang proses membaca pemahaman, apabila dicermati terdapat empat ciri. Membaca interpretatif melibatkan kemampuan memperoleh informasi. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Membacacepat adalah kemampuan membaca untuk tujuan membaca dengan hati-hati. Kecepatan membaca harus fleksibel. Artinya, kecepatan tidak harus selalu sama, dan terkadang bisa lambat untuk materi dan keperluan membaca kita (Soedarso, 2004). Tujuan Membaca Ekstensif Keterampilanmembaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran.6 membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami PengertianInterpretasi. Interpretasi atau yang biasa sering disebut dengan penafsiran merupakan proses komunikasi secara lisan atau gerakan di antara dari dua atau lebih pembicara yang tidak dapat menggunakan symbol - simbol yang sama, baik secara simultan ( dikenal sebagai Interpretasi Simultan ) atau secara berurutan ( dikenal sebagai Membacapemahaman (reading for understanding) yang di maksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami: 1. standar atau norma-norma sesastra (letery standards) 2. resensi kritis (critical review) 3. drama tulis (printed drama) 4. pola-pola fiksi (patterns of fiction) AdapunCiri-ciri membaca intensif adalah sebagai berikut: Membaca untuk meningkatkan pemahaman yang tinggi, dengan harapan Anda akan mengingatnya untuk waktu yang relatif lama. Membaca dengan cermat untuk sepenuhnya memahami konten dan bagian teks. Jenis bacaan ini adalah dasar untuk belajar lebih baik dan mengingat lebih lama. Berikutini karakteristik membaca intensif, diantaranya: Membaca agar mendapatkan tingkat pemahaman yang tinggi dengan harapan bisa mengingatnya dalam waktu relatif lama. Membaca detail agar memperoleh pemahaman seluruhnya meliputi isi dan bagian teks. Cara membaca ini sebagai dasar untuk belajar pemahaman yang lebih baik dan mengingat lebih lama. SoalTes Kemampuan Dasar TKD Membaca Pemahaman Demikian postingan tentang soal tes kemampuan dasar siswa kelas III semoga soal tes. Jenis Soal Pada Tes Pemahaman Bacaan 1. Latihan Soal 10 Kata tanya apa siapa kapan di mana digunakan untuk membaca dengan pemahaman literal kritis kreatif interpretatif aspiratif. Pendengar bergerak juga menjauhi. Adapunciri-ciri hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, keterampilan sikap dan cita-cita b. Memiliki dampak pengajaran dan pengiring c. Adanya perubahan mental, tingkah laku dan jasmani Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: . Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek terus mendorong program literasi nasional yang disebut Gerakan Literasi Nasional GLN. Upaya penguatan literasi ini dapat dilakukan salah satunya dengan metode membaca yang dimaksud dengan membaca intensif? Lewat metode ini, pembaca diajak membaca sungguh-sungguh agar mendapat pemahaman mendalam. Nah, lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan berikut ini!Pengertian Membaca IntensifMembaca intensif adalah kegiatan membaca teks bacaan yang dilakukan dengan teliti, cermat, dan saksama. Metode ini dilakukan agar pembaca dapat memahami isi bacaan dengan baik dan membaca intensif salah satunya berguna saat kamu mencari informasi detail untuk bahan diskusi. Metode ini memungkinkan kamu memahami fakta, konsep, gagasan, pengalaman, pendapat, perasaan, hingga pesan moral di sebuah intensif juga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembaca pada tingkat lateral, kritis interpretatif, dan evaluatif. Bahkan untuk anak, metode ini merangsang daya imajinatif lewat penjabaran suatu fenomena pada bacaan yang baik untuk kreativitas Tujuan Membaca Intensif?Selain mendapat pemahaman dari teks bacaan, tujuan membaca intensif adalah mengasah dan menumbuhkan kemampuan membaca dengan kritis dan komprehensif. Pembaca juga akan memahami struktur dan pola teks yang penting dalam kajian membaca dengan intensif, secara otomatis pembaca dapat memahami pesan penulis dan makna di balik teks bacaan tersebut. Sebab, terkadang dalam bacaan, terdapat pesan tersirat dari Membaca IntensifCiri-ciri dan karakteristik membaca intensif yaituMembaca dengan tujuan meraih pemahaman yang tinggi dan harapan mengingat dalam jangka waktu secara mendalam isi dan bagian teks secara tidak dengan teknik tunggal, namun dengan beragam teknik meliputi scanning, comprehending, skimming, dan baca dengan detail termasuk pemahaman kata, pengembangan kosakata, kalimat, hingga keseluruhan isiPerlu konsentrasi dan kecermatan yang tinggi agar dapat memperoleh struktur teksSampai sini, kita dapat memahami bahwa kegiatan membaca intensif harus dilakukan dengan fokus, teliti dan cermat. Lalu, bagaimana cara membaca intensif yang efektif?Siapkah naskah atau teks yang akan dibaca dengan referensi yang diikuti dengan memberi tanda pada hal-hal dan poin yang penting. Contohnya, memberi garis bawah, tanda bintang, atau nomor pada bagian atas untuk keterangan poin penting ragu memberi pertanyaan terkait teks bacaan. Pertanyaan berguna untuk melatih ingatan kognitif, pemahaman, penerapan, analisis, dan rangkuman dari yang dibaca menggunakan bahasa bacaan setelah membaca membuat kesimpulan yaitu dengan mencatat ide pokok per paragraf, hubungkan ide pokok untuk mendapat kesimpulan sementara, baca ulang teks untuk menguji kesimpulan sementara tersebut, dan lakukan pada paragraf lain untuk menyempurnakan rumusan membaca intensif bisa efektif jika dilakukan dengan rutin sehingga mengasah kemampuan berpikir siswa. Yuk coba praktikkan, detikers! Simak Video "Ironi Badai Pandemi, Memperparah Bisnis Literasi" [GambasVideo 20detik] twu/twu Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 5 Tahun 2021 Halm 2336 - 2344 EDUKATIF JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar Rahel Sonia Ambarita1ο€ͺ, Neneng Sri Wulan2, D. Wahyudin3 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2,3 E-mail rahelambarita neneng_sri_wulan dwahyudin Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca memahami bacaan dan rendahnya hasil belajar siswa kelas III. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menelaah kemampuan membaca pemahaman, faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman, dan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman pada siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler Purwakarta. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan subjek penelitian 6 orang siswa kelas V SD. Data diperoleh dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler memiliki kemampuan yang cukup dalam kemampuan pemahaman literal dan tergolong kurang dalam kemampuan pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman pada siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler yaitu minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa, sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Solusi yang dapat diterapakan yaitu membiasakan siswa untuk membaca buku, memberikan sarana dan prasarana, dan guru dapat menerapkan model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. Kata Kunci kemampuan, membaca pemahaman. Abstract This research is motivated by the low ability to read and understand reading and the low learning outcomes of third grade students. The purpose of this study is to determine and examine reading comprehension skills, factors causing reading comprehension difficulties, and solutions that can be applied to overcome reading comprehension difficulties in third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler Purwakarta. The approach in this study is qualitative with the research subject of 6 fifth grade elementary school students. Data obtained from observations, interviews, tests, and documentation. The results showed that the third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler had sufficient ability in literal comprehension skills and were classified as lacking in interpretive understanding, critical understanding, and creative understanding skills. Factors causing difficulty in reading comprehension in third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler are interest and activity in reading activities, and differences in students' abilities, facilities and infrastructure owned by students and the school and family environment. Solutions that can be applied are to familiarize students with reading books, provide facilities and infrastructure, and teachers can apply appropriate models, strategies, and learning methods for students. Keywords ability, reading comprehension. Copyright c 2021 Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin ο€ͺ Corresponding author Email rahelambarita ISSN 2656-8063 Media Cetak DOI ISSN 2656-8071 Media Online 2337 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 PENDAHULUAN Membaca adalah salah satu bagian dari aapek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap manusia terutama seorang siswa. Adapun empat keterampilan yaitu berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Jika seseorang banyak melakukan kegiatan membaca, otomatis akan menambah pembendaharaan kata, menambah pengetahuan, melatih alat ucap, melatih daya nalar, dan juga mampu memberi tanggapan terhadap isi bacaan yang dibacanya. Farr menyatakan bahwa Reading Is The Heart Of Education yang berarti membaca adalah jantung Pendidikan Puspitasari, 2015. Membaca mempunyai peran penting selain untuk mendapatkan informasi dan juga dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Menurut Pramila dan Ahuja manusia yang memiliki kemampuan membaca dengan baik maka dia sudah mencapai suatu keterampilan yang paling berharga dalam hidupnya. Pendapat lain dari Burn tentang pentingnya keterampilan dan kemampuan pada setiap orang yaitu karena kemampuan membaca merupakan suatu kemampuan yang mutlak dan harus dikuasai oleh masyarakat yang lebih maju. Membaca juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Membaca tidak hanya digunakan dalam mata pembelajaran bahasa Indonesia saja melainkan untuk semua mata pelajaran karena sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca. Menurut Cicilia dan Nursalim membaca memiliki tujuan untuk mencari informasi yang dalam suatu teks bacaan, baik informasi yang tersurat fakta maupun tersirat inferensi Cicilia & Nursalim, 2019. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab III pasal 4 ayat 5 yang membahas tentang Prinsip-prinsip Penyelengaraan Pendidikan disebutkan bahwa pentingnya pembelajaran membaca bagi seluruh warga masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa setiap manusia harus memiliki keterampilan dan kemampuan membaca karena dengan membaca manusia dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan untuk kelancaran hidupnya. Keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran dan menambah pengetahuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan membaca mereka. Oleh karena itu, pengajaran membaca memiliki posisi strategis yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua orang dan masyarakat menyadari hal ini, sehingga membaca belum menjadi kebutuhan dasar dan dasar. Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menyatakan keterampilan membaca diperoleh dan dipelajari di sekolah Maulana, dkk., 2017. Berkaitan dengan hal tersebut maka siswa dapat menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan keterampilan membaca melalui kegiatan belajar mengajar KBM di sekolah. Semakin terampil seseorang memahami sebuah bacaan, maka semakin jelas dan terbuka jalan pikirannya. Dalam belajar membaca, anak harus mengerti hubungan antara membaca dan isi dari bacaan. Pengajaran membaca harus memberikan pengertian kepada anak bahwa ketika membaca mereka juga harus menghasilkan pemahaman. Membaca pemahaman yaitu suatu kegiatan dimana seseorang memahami isi bacaan, dan dibatasi pada pertanyaaan tentang apa, mengapa, bagaimana, dan menarik kesimpulan berdasarkan dari suatu bacaan. Kemampuan pemahaman yang dimiliki seseorang bukanlah kemampuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, melainkan hasil dari proses belajar dan adanya latihan yang tekun. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan untuk menangkap pokok pikiran yang mendalam sehingga pembaca memliki kepuasan tersendiri setelah membaca dalam Rahayu, 2012. Menurut Kusman kemampuan membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama dan teliti oleh pembaca untuk mengasah kemampuan membaca secara kritis dengan tujuan memahami bacaan secara rinci Prihatsanti et al., 2018. Membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Membaca pemahaman memiliki tujuan dimana pembaca dapat mengambil makna dari isi bacaan yang telah dibaca menurut Farida dalam Laily, 2014 tujuan membaca pemahaman yaitu kesenangan, memaksimalkan membaca nyaring, menggunakan strategi yang tepat, menambah pengetahuannya tentang suatu topik, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah diketahuinya, memperoleh informasi untuk 2338 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 laporan lisan maupun tertulis, mengkonfirmasi dan menolak suatu dugaan/prediksi, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Santosa mengungkapkan bahwa membaca pemahaman adalah lanjutan dari membaca dalam hati, dimana kegiatan tersebut mulai diberikan di kelas 3 Santoso et al., 2020. Pendapat tersebut didukung oleh BSNP dalam Basuki, 2011 211 dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP pembelajaran tentang membaca pemahaman sudah dimulai pada kelas III dengan standar kompetensi memahami teks, dengan kompetensi dasar membaca intensif teks 100-150 kata, dan menceritakan kembali. Semakin tinggi tingkatan kelas, maka semakin kompleks pemahaman anak yang dituntut dalam membaca. Seperti pada kelas V anak dituntut untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan teks yang sudah dibaca. Pengajaran membaca dianggap telah berakhir ketika seorang siswa dapat membaca dan menulis permulaan yang dilaksanakan di kelas I dan II sekolah dasar Rahim, 2008. Selanjutnya, pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai dengan kelas VI, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas-kelas tinggi seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II sekolah dasar. Padahal, membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan, namun melibatkan pemahaman terhadap apa yang dibacanya, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Smith Somadayo, 2011 9 mengatakan bahwa dalam kegiatan membaca pemahaman bertujuan untuk menghubungan informasi lama dengan informasi yang baru, untuk mendapatkan sebuah pengetahuan yang baru. Smith mengelompokkan tingkat keterampilan membaca pemahaman menjadi empat kategori, yaitu pemahaman literal, artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan. Pemahaman interpretatif. Menurut Tarigan dalam Dalman, 2013 88 mengemukakan ada enam tujuan membaca interpretatif, yaitu maksud pengarang, sifat-sifat tokoh, fakta atau fiksi, reksi emosional, gaya bahasa, dampak cerita atau wacana. Pemahaman kritis. Pada pemahaman kritis pemabaca tidak hanya mampu menangkap makna tersurat dan tersirat. Pembaca pada tingkat ini mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan. Pemahaman kreatif. Membaca kreatif yaitu proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengombinasikan pengetahuan yang sebelumnya didapatkan Dalman, 2018 127. Namun saat ini, Indonesia masih dikatakan kategori rendah dalam kemampuan membaca yang melibatkan pemahaman. Berbagai penelitian membuktikan seperti studi Internasional yaitu Program Student Assesment PISA tahun 2006 menunjukkan hasil kemampuan literasi membaca siswa di Indonesia mendapat skor rata-rata 393 Tjalla, 2010. Kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh kemampuan yang masih rendah, diantaranya dalam hal memahami ide paragraf, membaca grafik, memahami hubungan antar fakta, hubungan logika linguistik, dan menemukan ide bacaan. Studi lain yang berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman di Indonesesia yaitu Progress in International Reading Literacy Study PIRLS yang merupakan studi internasional berkaitan dengan literasi membaca siswa sekolah dasar dikoordinasikan oleh The International Association for the Evaluation of Educational Achievement IEA. Dalam studi yang dilakukan PIRLS, ada dua aspek yang diukur yaitu 1 tujuan membaca, dan proses pemahaman. Pada tahun 2006, Indonesia menduduki nomor 41 dari 45 negara yang telah disurvei Musfiroh dan Listyorini, 2016. Lalu, di tahun 2011 PIRLS kembali melakukan studinya dimana kemampuan membaca siswa sekolah dasar pada kelas IV, 25% siswa mencapai tingkatan intemediate, 30% siswa mencapai tingkatan very low, 40% siswa mencapai tingkatan low. Dan hanya 5% siswa yang mencapai tingkatan advance dan high. Berdasarkan observasi lapangan dan hasil wawancara guru kelas III ketika dilakukannya PPLSP maupun kegiatan lainnya, didapatkan informasi bahwa siswa belum memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Data awal yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh dari guru wali kelas III SD Negeri 3 Negeri Nagri Kaler pada tanggal 09 Maret 2021. Peneliti mendapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa kelas III belum mampu dalam melakukan kegiatan membaca pemahaman, bahkan ada beberapa 2339 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 siswa kelas III yang belum lancar membaca. Menurut guru kelas III, siswa kesulitan memaknai bacaan dan menceritakan kembali. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam mengerjakan tugas, soal ulangan harian, dan penilaian tengah semester, sehingga hasil belajar siswa tergolong rendah. Menurut Somadoyo seseorang dapat dikatakan memahami bacaan apabila pembaca dapat mengenal kata-kata dan kalimat dalam bacaan serta mengetahui makna secara kontekstual, menghubungkan makna dari pengalaman yang dialami pembaca dengan makna dalam bacaan, dan membuat penilaian terhadap isi bacaan dari pengalaman membaca Rachman, 2019. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian β€œAnalisis Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler” untuk mengetahui penyebab dan untuk menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini dibatasi pembahasannya yaitu hanya untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler, faktor penyebab yang menjadi kesulitan membaca pemahaman kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler, dan solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kuantitatif dan kualitatif biasanya dibedakan dengan penggunaan angka kualitatif dan kata-kata kualitatif atau berdasarkan pernyataan tertutup hipotesis kuantitatif dan pernyataan terbuka hipotesis kualitatif. Padahal, tingkat perbedaan antara keduanya sebenarnya bergantung pada asumsi filosofis, yaitu dasar penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat sebagai objek penelitian, sehingga dapat mendeskripsikan ciri, ciri, ciri dan model dari fenomena tersebut Sanjaya, 2013. Studi kualitatif ini mengadopsi perspektif induktif, berfokus pada makna individu dan mengubahnya menjadi kompleksitas masalah. Menurut pendapat Suwendra 2018 7 penelitian kualitatif adalah pencarian intensif berdasarkan beberapa analisis data, menggunakan prosedur ilmiah untuk menghasilkan kesimpulan naratif baik tertulis maupun lisan. Menurut Nawawi data pada pendekatan ini dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dikumpulkan dari berbagai sumber Rachmansyah, 2019. Penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan di SD Negeri 3 Nagri Kaler yang terletak di Jalan Veteran Gg. H. FIRDAUS No. 12 RT. 44 Nagrikaler, Kec. Purwakarta, Kab. Purwakarta Prov. Jawa Barat. Kegiatan penelitian atau waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2021. Peneliti ingin menganalisis kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III di salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Purwakarta yaitu SD Negeri 3 Nagri Kaler. Adapun subjek dalam penelitian kualitatif ini adalah 6 orang siswa kelas III. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Adapun aktivitas dalam analisis data dalam penelitian ini yaitu a. Reduksi Data Data Reduction. Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian di lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti. b. Penyajian Data Data Display. Display data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola da hubungannya. Display data dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran penelitian secara menyeluruh atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang sedang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Kesimpulan Data Verification. Kesimpulan data merupakan upaya mencari makna, arti dan penjelasan dari data yang dikumpulkan dan telah dianalisis untuk mencari masalah- 2340 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 masalah yang penting. Kesimpulan dalam kualitatif merupakan sebuah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. dalam Cahyono, 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas III yaitu BF, AP, DH, MR, SN, dan KT dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 1 Hasil Penilaian Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Adapun hasil penskoran tersebut dapat diketahui dengan kualifikasi dan dikonversikan Hamzah, 2014 279 dengan rumus menjadi sebagai berikut Tabel 2 Hasil Penskoran Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Dapat diketahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III di SD Negeri 3 Nagri Kaler memiliki kualifikasi yang berbeda dan perolehan skor yang berbeda-beda. Dalam indikator pertama yang digunakan untuk penelitian membaca pemahaman ini yaitu pemahaman literal, menunjukkan dimana BF dan DH masih kurang. BF dan DH belum mampu menjawab soal-soal dengan pencapaian indikator yang diharapkan. Sedangkan untuk AP, MR, SN, dan KT sudah cukup baik dalam menjawab pada indikator ini. Sebagaimana Dalman 2013 berpendapat bahwa membaca adalah memahami secara terperinci dan menyeluruh isi dari suatu bacaan dan mendapatkan informasi. Nilai yang didapatkan siswa BF, AP, DH, MR, dan SN dalam kemampuan pemahaman interpretatif kemampuan dalam menentukan pokok pikiran suatu bacaan tergolong kurang. Kelima siswa tersebut belum mampu untuk menentukan pokok pikiran pada paragraf dalam suatu bacaan. BF, AP, DH, dan SN hanya menuliskan kalimat pertama dan kedua dari paragraf sedangkan MR menuliskan pertanyaan pada jawaban. Untuk KT sudah cukup mampu dalam indikator ini. Untuk menentukan pokok pikiran siswa tidak hanya membaca teks begitu saja tanpa memahami isi bacaannya, sehingga dapat menarik inti dari bacaan tersebut. Selanjutnya nilai yang didapatkan dalam memberikan pendapat dan menuliskan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri BF, AP, DH, MR, SN, dan KT masih tergolong kurang. BF, AP, DH, MR, SN, dan KT mengalami kesulitan ketika menyusun kata-kata menggunakan bahasa sendiri. Terlihat pada saat menjawab pertanyaan BF, AP, DH, MR, 2341 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 SN, dan KT bingung, berusaha untuk menadapat jawabannya dengan membaca berulang kali teks yang dibaca. Hidayah 2011 berpendapat bahwa anak usia 9-11 tahun pada umumnya berada pada tahap ketiga yaitu mampu menguasai informasi dari bacaan dan memahami apa yang dibaca. Berdasarkan hasil kegiatan penelitian ditemukan penyebab kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD, faktor tersebut dapat dilihat dari faktor internal dalam diri siswa dan faktor eksternal luar diri siswa. Adapun faktor internal yaitu minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa. Di sekolah dasar masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam membaca disebabkan karena kurang minatnya membaca buku. Menumbuhkan minat baca di sekolah dasar bukan hal yang mudah, tetapi tetap harus diusahakan dan hal ini membutuhkan kerjasama antara guru dengan siswa Saputro et al., 2021. Sedangkan faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Pada hakikatnya kemampuan pemahaman yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Soedarso Soedarso, 2010 23 berpendapat bahwa kemampuan pemahaman seseorang tergantung pada pemebendaharaan kata yang dimilki, jangkauan mata, latar belakang sebelumnya, minat, kecepatan, tujuan membaca, keluwesan mengatur kecepatan, keakraban dengan ide yang dibaca dan kemampuan intelektual. Faktor tersebut bisa datang dari internal dan eksternal. Faktor internal anatra lain berupa minat, itelegensi, sikap, bakat, motivasi, dan lain sebagainya. Dan faktor eksternal antara lain berupa latar belakang sosial dan ekonomi, sarana dan prasarana membaca, dan kebiasaan membaca. Beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan membaca menurut Lamb dan Arnold dalam Laily, 2014 yaitu, faktor fisiologis, faktor itelegensi, faktor lingkungan, dan psikologis. Solusi yang didapat dari guru kelas untuk mengatasi siswa kelas III yang kesulitan dalam membaca pemahaman yaitu memfokuskan siswa dalam kegiatan membaca dan membuat siswa tertarik dalam kegiatan membaca. Begitu juga didapatkan solusi dari kepala sekolah yaitu diperlukannya dorongan dan motivasi dari guru dan orang tua siswa. Selain itu, evaluasi di akhir pembelajaran untuk mengetahui sampai mana kemampuan siswa. Peranan orang tua dalam memberikan motivasi dan memberikan fasilitas berbagai jenis buku bacaan di rumah sangat penting. Dengan adanya motivasi dari orang tua anak akan merasa semangat dan berusaha untuk belajar. Menurut Lee, dkk. upaya orangtua menciptakan situasi minat belajar anak adalah dengan memberikan dukungan kepada anak agar mempunyai kesadaran tinggi yang berasal dari diri sendiri, orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan belajar anak di sekolah, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca Diniaty, 2017. Selain itu, solusi ataupun upaya untuk mengatasi kesulitan siswa yaitu guru dapat menerapkan model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa kelas III SD. Berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru salah satunya yaitu model pembelajaran POE Predict Observe Explain. Model ini diperkenalkan oleh Gustone dan White di tahun 1995 Probing Understanding dalam Fathonah, 2016 172 yang mengacu pada teori belajar konstruktivis. Dalam model pembelajaran ini siswa membangun pengetahuan awalnya sendiri dengan bantuan guru. Guru berperan untuk menggali pemahaman peserta didik dengan cara memberikan tugas utama yaitu, predict memprediksi, observe mengamati, dan explain menjelaskan. Pada tahap memprediksi, siswa akan memprediksi/menebak yang akan terjadi terhadap suatu contoh masalah yang disampaikan oleh guru dan menuliskan pada selembar dan kemudian akan dikumpulakan kepada guru. Selanjutnya tahap mengamati, guru akan membentuk sebuah kelompok kecil 4-5 anak. Mereka akan melakukan sebuah percobaan ataupun mempratikkan berkaitan dengan contoh permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Percobaan dilaksanakan untuk mengamati dan menguji kebenaran prediksi yang telah ditulis siswa sebelumnya. Guru membimbing siswa sesuai dengan langkah kerja yang telah di tahap terakhir yaitu tahap menjelaskan. Setelah melakukan percobaan dalam kelompok kecil yang telah dibentuk, setiap kelompok akan menuliskan hasil dari percobaan dan menyusun hipotesis dari hasil percobaan tersebut. Selanjutnya mereka menjelaskan perbedaan prediksi awal dengan hasil 2342 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 percobaan yang dilakukan. Fathonah 2016 171-178 berpendapat bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Strategi Sustained Silent Reading SSR adalah salah satu komponen dari Whole Language. Sustained Silent Reading SSR dikembangkan oleh Routman dan Frooze yang merupakan kegiatan membaca di dalam hati. SSR adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dengan membaca dalam hati. Dalam kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk memilih buku atau materi yang akan dibacanya sendiri. Siswa memilih bacaan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga mereka dapat menyelesaikan membaca bacaan tersebut Iskandar, 2016 6. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang menarik dari berbagai buku atau sumber sehingga memungkinkan siswa memilih materi bacaan. Hal ini akan membuat peserta didik lebih tertarik untuk melakukan aktivitas membaca karena peserta didik sendiri yang akan memilih buku yang akan dia baca. Ghearnurma mengungkapkan bahwa strategi SSR dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca anak Gheanurma & Hari, 2013. Metode SQ3R Survey, Question, Reading, Recite, and Review dirancang oleh Robinson pada tahun 1961. SQ3R adalah sebuah metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Pada metode ini hal yang dilakukan adalah membaca sekilas, bertanya, membaca, menjawab, dan meninjau kembali. Menurut Burns dalam Artu, 2014 109 metode SQ3R lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja sama kelompok, siswa saling membantu sehingga tidak sulit untuk menulis dan menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga tahap selanjutnya kegiatan pembelajaran membaca dapat dilaksanakan dengan tepat, seperti meringkas bacaan, menceritakan kembali, memberikan pertanyaan apresiasif atau aplikatif. Hal ini dibuktikan oleh Sugiharti dan Destianingsih yang mengatakan bahwa metode SQ3R adalah metode membaca yang sangat baik terutama dalam membaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat setelah diterapkannya metode SQ3R pada proses pembelajaran Sugiharti et al., 2020 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan membaca pemahaman, faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman, dan solusi untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler, dapat dikemukakan sebagai berikut a. Siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler yaitu BF, AP, DH, MR, SN, dan KT dalam kemampuan pemahaman literal menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan tergolong dalam klasifikasi cukup karena siswa mampu menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan isi bacaan. Sedangkan untuk tiga indikator kemampuan pemahaman yang lain yaitu kemampuan pemahaman interpretatif menentukan pokok pikiran, pemahaman kritis memberikan pendapat/tanggapan, dan pemahaman kreatif menceritakan kembali isi cerita menggunakan bahasa sendiri siswa BF, AP, DH, MR, SN, dan KT tergolong dalam klasifikasi kurang; b. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut antara lain, minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa. Sedangkan faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, maka secara umum kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari empat indikator kemampuan membaca pemahaman, siswa hanya mampu memenuhi satu indikator yaitu kemampuan pemahaman literal; c. Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD yaitu pihak sekolah memfokuskan siswa dalam kegiatan membaca, membuat siswa tertarik dalam kegiatan membaca, dan melakukan evaluasi di akhir pembelajaran. Begitu juga dorongan dan motivasi dari guru dan orang tua siswa. Guru didiharapkan mampu menggunakan model, strategi, dan metode yang tepat pada kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran POE, Strategi Sustained Silent Reading SSR, dan metode 2343 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 SQ3R Survey, Question, Reading, Recite, and Review sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III. DAFTAR PUSTAKA Artu, N. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3R. Jurnal Kreatif Tadulako, 22, 105–113. Http// Basuki, I. A. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes Lokal. Bahasa Dan Seni, 39 Nomor 2, 202–212. Cicilia, Y., & Nursalim, N. 2019. Gaya Dan Strategi Belajar Bahasa. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 13, 138–149. Https// Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Rajagrafindo Persada. Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Rajagrafindo Persada. Diniaty, A. 2017. Dukungan Orangtua Terhadap Minat Belajar Siswa Amirah. 90–100. Fathonah, F. S. 2016. Penerapan Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11, 171–178. Https// Gheanurma Ekahasta Novarina, G., & Hari Satrijono, H. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Sustained Silent Reading Ssr Pada Kelas III SDN 3 Gemaharjo Trenggalek Tahun Pelajaran 2012/2013. Hamzah, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jurnal Perseda, 2. Hidayah, R. 2011. A. Pendahuluan. Mi. Iskandar, N. 2016. Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Laily, I. F. 2014. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Memahami Soal Cerita Matematika Sekolah Dasar. Eduma Mathematics Education Learning And Teaching, 31. Https// Maulana, Panjii Dan Akbar, A. 2017. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Di Sekolah Dasar. 52, 46–59. Musfiroh Dan Listyorini. 2016. Konstruk Kompetensi Literasi Untuk Siswa Sekolah Dasar. 119–134. Http// Vijai/12/ Prihatsanti, U., Suryanto, S., & Hendriani, W. 2018. Menggunakan Studi Kasus Sebagai Metode Ilmiah Dalam Psikologi. Buletin Psikologi, 262, 126. Https// Puspitasari, D. 2015. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Pendek Melalui Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity DRTA Pada Siswa Kelas V Sd Negeri I Rabakkabupaten Purbalingga. Metafora, 21. Rachmansyah, M. R. 2019. Evaluasi Studi Kelayakan Bisnis Studi Kasus Di Speedtunertm Autowardrobe Domisili Surabaya. Rahayu, P. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011/2012 Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. 2344 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Santoso, Sulikhah, & Utomo, S. 2020. Pengaruh Teknik Survey Question Read Reflect Recite Review Sq4R Dan Teknik Skema Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Sd Negeri Kelas Iii Di Kecamatan Karanganyar Demak. KREDO Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 32, 365–385. Https// Saputro, K., Sari, C., & Winarsi, S. 2021. Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Discovery Learning Berbantuan Media Audio Visual Di Sekolah Dasar. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 35, 1911-1920. Soedarso. 2010. Speed Reading Sistem Membaca Cepat Dan Efektif. Gramedia Pustaka Utama. Somadayo, S. 2011. Strategi Dan Teknik Pembelajaran Membaca. Graga Ilmu. Sugiharti, R. E., Pramintari, R. D., & Destianingsih, I. 2020. Indonesian Journal Of Primary Education Metode SQ3R Sebagai Solusi Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. 42, 238–247. Suwendra, I. W. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan, Dan Keagamaan. In Nilacakra Publishing House, Bandung. Tjalla, A. 2010. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau Dari Hasil-Hail Studi Internasional. Seminar Nasional FKIP-UT, 3, 1–22. Http// ... Semakin bertambahnya kata yang dibaca tentu akan menambah kosakata baru sehingga memudahkan dalam mengolah kata dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diungkapkan oleh Ambarita et al. 2021 yang menyatakan bahwa ketika seseorang sering melakukan kegiatan membaca maka otomatis akan bertambah tingkat perbendaharaan kata, menambah pengetahuan, melatih alat ucap, melatih penalaran, serta ia akan mampu untuk memberikan tanggapan terhadap isi suatu bacaan. Sehingga manfaat dari memiliki kemampuan membaca yang baik bukan lagi sebagai formalitas dalam pembelajaran namun untuk memperkaya kualitas diri. ...... Membaca pemahaman sendiri diartikan sebagai kemampuan seseorang memahami isi yang terkandung dalam suatu bacaan. Ambarita et al. 2021 menjelaskan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan dimana seseorang memahami isi atau bacaan yang dibatasi oleh pertanyaan apa, mengapa, bagaimana serta menarik kesimpulan berdasakan isi bacaan tersebut. Membaca pemahaman dikaitkan dengan usaha dalam memahami poin-poin penting yang ada dalam bacaan. ...Nadella Neno Christian DharuHikmah Eva TrisnantariStrategi pembelajaran merupakan perencanaan, metode, atau rangkaian aktivitas-aktivitas dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, demikian juga pada mambaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan membangun atau merekonstruksi pesan atau makna yang terdapat di dalam bacaan dengan melibatkan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga dapat mengerti ide pokok, beberapa detail penting dan atau keseluruhan isi dari bacaan. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa Siswa Kelas IV dan V memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Sehingga peneliti mendeskripsikannya dalam sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang perencanaan pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman di Sekolah Dasar Negeri 3 Jabalsari Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung dan metode pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman di Sekolah Dasar Negeri 3 Jabalsari Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subyek dari penelitian ini yaitu Guru Kelas IV dan V. Dari kegiatan penelitian di dapat bahwa perencanaan pembelajaran pada membaca pemahaman yaitu penyusunan RPP tidak spesifik untuk membaca pemahaman, akan tetapi memasukkan poin-poin membaca pemahaman serta tujuan pembelajaran dengan domain kognitif dan mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Lalu metode pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman yaitu dengan cara mendorong partisipasi siswa untuk aktif dengan mengarahkan siswa untuk diskusi kelompok maupun klasikal serta dengan cara memotivasi siswa untuk berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi dimana siswa ditekankan untuk menyampaikan pendapat atau berargumen mengenai hasil setelah mengolah bacaan.... Menurut Pramila dan Ahuja seseorang yang memiliki kemampuan membaca dengan baik maka orang tersebut sudah mendapatkan hal yang sangat berharga dalam kehidupannya. Ambarita et al., 2021. kemampuan membaca juga merupakan suatu dasar dalam meguasai semua bidang studi, oleh sebab itu seorang peserta didik harus pandai dalam membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. ...... Membaca pemahaman ialah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap ilmu serta informasi yang semakin berkembang pesat. Ambarita et al., 2021 tujuan dari membaca pemahaman yaitu, memaksimalkan peserta didik dalam membaca nyaring, menggunakan strategi yang tepat, menambah pengetahuannya tentang suatu topik, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan maupun tertulis, mengkonfirmasi dan menolak suatu dugaan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang kritis Laily, 2014. Menurut Moebs dan Weilbelzahi yang dikutip dari Husama 2014. ...Nafilah KhairunnisaIka YatriTahun 2020 adalah munculnya virus Covid-19 di Indonesia. Kasus virus Covid-19 merubah sistem pembelajaran di seluruh dunia. akibat dari masa pandemic Covid-19 peserta didik kelas IV mengalami penurunan pada kemampuan membaca pemahaman. Seiring berjalannya waktu kasus Covid-19 mereda, hal ini membawa pengaruh baik terhadap sistem pembelajaran, karena kebijakan pemerintah mulai menerapkan sistem pembelajaran tatap muka 50% dan e-learning 50%. model pembelajaran blended learning sangat cocok diterapkan pada proses pembelajaran. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap kemampuan membaca peserta didik kelas IV SDN Lenteng Agung 07. penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. populasi penelitian ini ialah peserta didik kelas IV SDN Lenteng Agung 07 yang terdaftar sebagai peserta didik pada semester genap tahun ajaran 2021-2022. Sampel pada penelitian ini terdiri dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, di ambil menggunakan teknik cluster random sampling. kelas ekperimen terdiri dari 30 peserta didik dan kelas kontrol terdiri dari 30 peserta didik. kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran blended learning, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan model konvensional. instrument pada penelitian ini berupa test posttest only, yaitu berupa 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay. hasil posttest kelas eksperimen sebesar 82,93 dan kelas kontrol sebesar 58,96. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada pebelajaran blended learning terhadap kemampuan membaca peserta didik kelas IVdilihat dari hasil akhir pengujian Effect Size dan diperoleh Effect Size sebesar Lebih lanjut, bahwa membaca merupakan suatu mode seseorang dalam mendesain sebuah amanat atau pesan, Anggraini, 2019. Kemampuan berbahasa dibagi menjadi empat bagian, dan salah satu kemampuan berbahasa adalah membaca, Ambarita et al., 2021. Selanjutnya, membaca memiliki dua jenis, yaitu membaca nyaring yang merupakan membaca dengan bersuara, dan membaca dalam hati yang merupakan membaca tanpa suara, Suparlan, 2021. ...... Perolehan pengetahuan banyak dilakukan oleh siswa melalui membaca, dalam hal ini membaca pemahaman. Lebih lanjut, pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya diperoleh dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari Fathonah2016;Amadiliana at al 2021;Ambarita at al 2021;Dahlani 2019. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan memahami isi teks merupakan prasyarat penting untuk menguasai dan meningkatkan pengetahuan siswa. ...Siti Fani MuliawantiArsyi Rizqia Amalian Iis NurasiahTaslim TaslimPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa SDN 1 Sagaranten. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 1 Sagaranten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan cara mencari informasi berkaitan dengan permasalahan, dijelaskan dengan tujuan yang ingin dicapai, merencanakan bentuk pendekatan, serta mengumpulkan data atau hasil sebagai laporan penelitian. Dengan hasil yang menentukan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 1 Sagaranten dalam kriteria penilaiannya adalah kurang, dengan rata-rata nilai sebesar 59,4. Solusi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, yaitu dengan membina siswa untuk membaca buku, memberikan sarana dan prasarana, dan penerapan model, strategi, serta metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.... Hal ini berarti membaca merupakan kegiatan melihat serta memahami sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui makna yang terkandung dalam teks bacaan tersebut. Sedangkan menurut Ambarita et al., 2021, membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Membaca pemahaman memiliki tujuan dimana pembaca dapat mengambil makna dari isi bacaan. ...... Pada proses belajar mengajar, peneliti membuat cerita pendek bertemakan wayang sukuraga secara mandiri, dan siswa memperagakan wayang sukuraga yang mempunyai pesan moral untuk kehidupan sehari-hari. Menurut Ambarita 2021, membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Hal ini sejalan dengan penggunaan cerita pendek yang bertemakan wayang sukuraga setara dengan mengenalkan kultur asli lokal juga perkembangan budaya khususnya budaya Sukabumi. ...Natasya Syifa Aviani Astri SutisnawatiIrna Khaleda NurmetaSri NoviantiPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui cerita pendek wayang sukuraga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK yang terdiri dari 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD Negeri Cipamingkis yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 4 siswi perempuan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, dan tes. Hasil penelitian dapat dibuktikan dengan peningkatan pada nilai siswa yang tuntas pada kriteria ketuntasan minimal KKM yang semula 60% siklus I menjadi 100% pada siklus II.... Sebagai usaha dalam mengatasi kesenjangan tersebut, guru perlu memahami dan memilih model untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran sebagai pembelajaran membaca guna mengasah keterampilan berbahasa di sekolah dasar. Ambarita et al., 2021 berpendapat bahwa keterampilan dalam memahami bacaan memerlukan ketekunan dan konsentrasi bukan mengandalkan genetik dari orang tua, maka dari itu perlu adanya penerapan model yang tepat untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Bistari 2015, berpendapat bahwa model pembelajaran adalah proses yang sistematis di mana pengalaman belajar diatur dan dirangkai sedemikian rupa agar tercapainya tujuan pembelajaran. ...Axelia RamadhaniSiti HalidjahThis study's purpose is to analyze how the SQ4R learning model has affected the reading comprehension abilities of fourth graders at SD Muhammadiyah 2 Pontianak. A quasi-experimental design with an unequal control group is the sort of research methodology that was employed. All 127 pupils in Grade IV Regular at SD Muhammadiyah 2 Pontianak made up the study's sample. Because the sample utilized was a representative sample of the population, the sampling approach employed was a nonprobability sampling technique with purposeful sampling. The method of gathering the data is a measurement method. Multiple choice questions served as the research tool. The average post-test value for the experimental class was on average, compared to for the control class, according to the analysis of the data. Ha is accepted based on the t test calculation findings, which came out with a The outcome is in the medium criterion according to the findings of the impact size calculation. The adoption of the SQ4R learning model survey, question, read, reflect, recite, review has a favorable impact on the reading comprehension abilities of fourth grade pupils at SD Muhammadiyah 2 Pontianak, it may be determined.... Selanjutnya yaitu pemahaman kritis, pada pemahaman kritis pemabaca tidak hanya mampu menangkap makna tersurat dan tersirat. Pembaca pada tingkat ini mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan dan pemahaman kreatif Ambarita, Wulan, & Wahyudin, 2021. Kesuksesan dalam membaca teks memerlukan kemampuan dalam mengidentifikasi makna yang terkandung dan memahami arti dalam kalimat dalam teks tersebut, sehingga dari pemahaman tersebut dapat mengidentifikasi dan memberikan interpretasi. ... Imam SuhaimiTujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengamati kemampuan iterpretasi makna pada teks Bahasa Inggris mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kahuripan Kediri, subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 program studi akuntansi Universitas Kahuripan Kediri yang akan mengambil mata kuliah English for Specific Purposes ESP. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif melalui wawancara, observasi kelas, dan tes, analisis yang digunakan yaitu menggunakan teori Furtus yang terdiri dari Main Idea, inference, reference, author tone, dan constitution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencarian main idea dan inference menjadi bagian yang paling sulit dari seluruh bagian yang dilakukan oleh mahasiswa... Salah satu jenis membaca adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman erat kaitannya dengan esensi atau inti dari sebuah bacaan Abidin, 2012;Afrianti & Marlina, 2020;Ambarita et al., 2021. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat apabila bacaan yang diberikan meliputi informasi-informasi yang bisa membentuk kepribadian dan juga attitude siswa. ...Irfan Fajrul FalahRita KusumahMuhafidinDiantara beberapa jenis membaca, membaca pemahaman dianggap yang paling kompleks karena melibatkan pengetahuan dan juga pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Di tingkat sekolah dasar, kemampuan ini belum mendapat perhatian yang maksimal terutama dari guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan mengembangkan bahan bacaan yang relevan dengan kehidupan mereka yang dalam hal ini di basiskan pada kearifan lokal. Dengan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, proses pembelajaran disinyalir akan lebih efektif sehingga berdampak terhadap kualitas pembelajaran. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran respon siswa terhadap bahan ajar membaca yang dikembangkan yakni bahan ajar membaca berbasis kearifan lokal. Penelitian ini sendiri menggunakan metode kualitatif dengan teknik penyebaran angket. Angket sendiri terdiri dari beberapa pernyataan yang sederhana dan didistribusikan kepada siswa kelas 5B di SDN Cigugur Kabupaten Kuningan. Adapun angket tersebut meliputi pertanyaan terkait display atau tampilan, konten dan juga kebermanfaatan yang dirasakan. Berdasarkan hasil dari angket yang telah didistribusikan, respon yang ditunjukan oleh siswa terhadap bahan ajar membaca berbasis kearifan lokal yang disusun berada dalam level baik. Hal ini terlihat dari skor rata-rata yang lebih dari 70 % yang terdapat dalam tiga aspek yakni tampilan, konten materi dan juga manfaat yang study aims to describe the implementation of the GLS program which focuses on the habituation stage to foster student interest in reading at SDN Bakalan Krajan 2 Malang City and describe the obstacles and solutions during the implementation process. This research uses a qualitative approach with a qualitative descriptive type of research. Data collection techniques used to obtain data are observation, interviews, and documentation. The results showed that the indicators of implementation that had been met in the implementation of the GLS program were viewed from the habituation stage, namely the 15-minute reading activity was carried out every day at the beginning of the lesson and had read aloud and read silently, there was a school library, class reading corner, campaign posters. reading, a variety of text-rich materials in every classroom, creating a text-rich, public engagement environment. For indicators that have not been achieved, namely recording in the diary the title and name of the author of the book that has been read as well as the involvement of teachers, school principals, and other education personnel in the 15-minute reading activity. The obstacles experienced and their solutions were related to reading activities and the infrastructure that supports the GLS program. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian program GLS yang berfokus pada tahap pembiasaan untuk menumbuhkan minat baca siswa di SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang dan mendeskripsikan kendala serta solusi selama proses pengimplementasian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keterlaksanaan yang sudah terpenuhi dalam pelaksanaan program GLS yang ditinjau dari tahap pembiasaan, yaitu kegiatan 15 menit membaca dilakukan setiap hari di awal pelajaran dan sudah melakukan membacakan nyaring dan membaca dalam hati, terdapat perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, poster kampanye membaca, macam-macam bahan kaya teks di setiap ruang kelas, menciptakan lingkungan kaya teks, keterlibatan publik. Untuk indikator yang belum tercapai yaitu mencatat di catatan harian judul dan nama pengarang buku yang sudah dibaca serta keterlibatan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain dalam kegiatan 15 menit membaca. Kendala yang dialami beserta solusinya yaitu terkait kegiatan 15 membaca dan sarana prasarana yang menunjang program PuteriMuhamad FerdiansyahMurjainah MurjainahMembaca pemahaman merupakan salah satu komponen penting yang harus dikuasai siswa, Hanya saja kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah dan kurangnya media yang mendukung pembelajaran. Tujuan penelitian ini yakni untuk menghasilkan produk berupa media komik proklamasi untuk kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian pengembangan yang dilakukan dengan model pengembangan ADDIE. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni ahli media, ahli Bahasa, ahli materi, dan 27 siswa kelas V SD. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan angket. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, wawancara, validasi penilaian ahli media, bahasa dan materi, lembar respon siswa, lembar tes dengan teknik pretest dan posttest. Data yang diperoleh pada penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan data deskriptif kualitatif berdasarkan wawancara dan observasi kemudian dikuantitatifkan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari skor uji N-Gain guna mengetahui efektivitas media komik untuk kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase hasil analisis ahli media, materi, dan bahasa 81,7% termasuk ke dalam kategori layak. Kemudian, tanggapan siswa sangat baik saat menggunakan komik sebagai media pembelajaran dengan presentase 95%. Hasil N-gain tes siswa termasuk ke dalam kategori peningkatan sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan media komik layak digunakan untuk kemampuan membaca pemahaman Sarah AlpianIka YatriPemahaman termasuk dalam aspek membaca yang sangat penting pada kegiatan membaca, Jadi, tujuan dari membaca adalah pemahaman bukan kecepatan, dan kemampuan membaca merupakan kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa dan juga hambatan yang dialami siswa dalam membaca pemahaman. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa berada di kategori cukup, dengan memperoleh nilai rata-rata 57. Adapun penyebab siswa mengalami hambatan dalam membaca pemahaman, yakni kurangnya motivasi dan minat, kebiasaan yang susah fokus, keadaan siswa yang tidak mempunyai banyak pegangan buku, dan sarana prasarana sekolah yang tidak begitu DiniatyMinat mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya minat, siswa akan lebih konsentrasi, semangat, gembira, tidak mudah bosan, dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga dengan demikian siswa mencapai suatu keberhasilan belajar. Minat belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan dari luar diri individu, salah satu faktor dari luar diri adalah dukungan orangtua. Minat belajar siswa yang tidak terlepas dari dukungan orangtua karena orangtua adalah orang yang sangat urgen dengan diri siswa. Dukungan yang diberikan orangtua berupa dukungan emosional seperti kepedulian, perhatian, motivasi kepada anak siswa, dukungan penghargaan berupa dorongan positif atau reward, dukungan instrumental berupa fasilitas belajar, biaya, dan dukungan informasi berupa petunjuk, saran, nasehat, berbagi pengalaman yang diberikan orangtua kepada anaknya yang berperan sebagai siswa dalam belajar. Adanya dukungan orangtua tersebut akan memicu minat siswa dalam CiciliaNursalim NursalimPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji teks, buku-buku dan naskah publikasi mengenai gaya dan strategi belajar bahasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya belajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran menunjuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik menunjuk pada gerakan Emirina, 2009. Hakikatnya strategi pembelajaran bahasa dapat diuraikan mengacu pada keterampilan berbahasa yang dicapai. Oleh karena itu, berbagai strategi berikut dijelaskan dengan mempertimbangkan empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Karena kompetensi bahasa adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh sesorang, hal ini menjadi dasar yang dikuasai dalam kehidupan bermasyarakatSulikhah SulikhahSlamet UtomoSantoso SantosoThe purpose of this study to determine the effect of Question Survey Technique Read Reflect Recite Review SQ4R Technique and Scheme Technique to improving comprehension reading skills of Indonesian language Lesson. The research is Quasy Experiment with the design of Non Equivalent Control Group Design. The population in this study were third grade students of Govermant Elementary School of KaranganyarDemak. Sampling technique used purposive sampling. The sample size were 40 respondents in SDN Undaan Kidul I and 40 respondents in SDN Cangkring B. This research instrument used a questionnaire. The data analysis technique used paired t test and Mann Whitney test. The results of the study get a score before the SQ4R action is with the category of incomplete and of the category of completion. Posttest stage gets a score of with a good category complete. In the Schema action get a score before the action in the incomplete category and in the complete category. In the posttest stage get a score of with a good category complete. The results of the Paired Samples T Test for SQ4R measures p value and in the scheme p so that it shows the influence of Survey Question Read Reflect Recite Review SQ4R and Scheme techniques for increasing reading comprehension skills in Indonesian subjects. Mann Whitney analysis results obtained p 0,000, which shows the differences in the influence of Survey Question Read Reflect Recite Review SQ4R Techniques and Scheme Techniques on improving reading comprehension skills in Indonesian a research method, case studies are often used in qualitative research, but there is no agreement on research procedures. Case studies have been widely used in psychology, which is not only used in the context of research but it has different meanings. The purpose of this article is to provide a description of the case study as a research method, by providing an overview of the procedures for conducting research which includes when case studies can be used, research design, data collection, data validity, and data analysis. This article seeks to help emerging researchers in the field of psychology with several views from Robert Yin and Robert Stake. This article helps researchers to familiarize themselves with the procedures of qualitative research using case studies. A case study approach that is applied correctly can be a valuable method for conducting research, especially in the field of psychology as a means of developing theory, evaluating programs, developing Musfiroh Beniati LestyariniThis study aims to 1 describe the literacy components based on the PIRLS version, 2 identify the constructs of reading literacy competence for Grade IV of the elementaryschool, and 3 make a draft of the constructs of literacy competence for Grade IV of theelementary school in the Indonesian version. The data were collected through literaturereview, interviews, and focus group discussion. They were analyzed by the qualitativedescriptive technique. The results are as follows. First, the literacy components basedon the PIRLS version comprise the reading literacy concept, assessment framework,benchmark, literary text components, and assessment system determination. Second, thereading literacy competence is constructed as the competence to read and comprehendliterary and informative texts, based on four cognitive levels, from a variety of text typesin line with the social context around the students and the national context. Third, theconstructs of literacy competence in the Indonesian version consist of 2-5 difficult words,a text length of 200 words, the composition of low to high cognitive levels of 30-30-3010,textthemessuitabletoIndonesianconditionandculture,cleartextillustrations,andtables/ basis for developingeducational policies in Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3RN ArtuArtu, N. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3R. Jurnal Kreatif Tadulako, 22, 105-113. Http// Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes LokalI A BasukiBasuki, I. A. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes Lokal. Bahasa Dan Seni, 39 Nomor 2, Menulis. Rajagrafindo PersadaDalmanDalman. 2018. Keterampilan Menulis. Rajagrafindo Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah DasarF S FathonahFathonah, F. S. 2016. Penerapan Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11, 171-178. Https// Membaca interpretatif bertujuan agar para siswa mampu menginterpretasi atau menafsirkan maksud pengarang, apakah karangan itu fakta atau fiksi, sifat-sifat tokoh, reaksi emosional, gaya bahasa dan bahasa kiasan, serta dampak-dampak cerita tersebut terhadap Maksud Pengarang Seorang pengarang menulis sesuatu utuk dibaca orang lain. Pengarang sebenarnya mempunyai maksud tertentu dengan karya itu, oleh sebab itu perlu kita ketahui terlebih dahulu ragam-ragan tulisan. Secara garis besarnya karya tulis dapat berupa1. Narasi2. Deskrepsi3. Persuasi4. Eksposisitarigan1. Tulisan Bernada Akrab Tulisan ini bersifat pribadi yaitu suatu bentuk tulisan yang memnberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam perjalanan diri penulis. Peranan yang paling penting dari tulisan pribadi adalah nilai yang terkandung didalamnya. Penulis akan lebih sadar akan kehidupan itu sebab pikiran-pikiran mengenai kehidupan telah dilestarikan kedalam kata-kata. Tulisan pribadi dapat berbentik buku hariandiary catatan harian journal, cerita tak resmi, suray, dan puisi. Tulisan pribadi ditandai oleh1. Bahasa yang alamiah, wajar, biasa, Ujaran yang normal, lincah, kalimat yang biasa dipakai bebas dari sifat keresmian, maka tulisan pribadi harusa. Hidup, bersemangatb. Lincah, cermelangc. Menarik, memikat, mempesonad. Menyegarkantulisan pribadi dapat berbentuka. Buku harian, catatan harianb. Cerita otobiografic. Lelucon otobiografid. Esai pribadi2. Tulisan Bernada Penerangan Tulisan bernada penerangan bersifat informatif dan membuahkan tulisan yang bersifat deskriptif, bersifat memerikan. Memerikan berarti melukiskan, memaparkan adanya, tanpa menambahi mengurangi keadaan sebenarnya. Karya ini bertujuan mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan,memahami dengan sebaik-baiknya obyek,adegan, pribadi, atau suasana hati yang dialami penulis. Deskrepsi atau pemerian bermaksud menjelaskan, menerangkan ,minat pembaca. Dilihat dari bentuknya maka karya tulis pemerian dapat dibagi ataspemerian factual pemerian pribadi 3. Tulisan Bernada Penjelasan Tulisan yangbernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan berbeda dari tulisan yang bernada penerangan,karena tujuannya tidak hanya menceritakan, memeriakan,ataupun meyakinkan tetapi justru menjelaskan sesuatu pada Tulisan Bernada Mendebat Pengarang menggunakan nada debat atau argumentasi maka hasilnya karya tulis persuasive. Persuasive bertujuan meyakinkan pembaca. Untuk mencapai tujuan itu dituntut beberapa kualitasTulisan persuasif harus jelas dan tertib. Tulisan persuasif harus hidup dan bersemangat. Tulisan persuasif harus beralasan kuat, mempunyai argument-argumen yang logis. Tulisan persuasif harus bersifat dramatik 5. Tulisan Bernada Mengkritik Tulisan yang bernada mengkritik bertujuan menilai atau mengevaluasi karya sastra, agar dapat membawa kritik yang baik. Banyak orang berprasangka jelek terhadap karya sastra. Analisis kritia kita maksudkan suatu upaya yang memacu pada pembuatan pertimbangan atau pengambilan keputusan evaluasi yang dilakukan secara matang, teliti, dan tidak berat sebelah. Tanpa membaca karya sastra, tidak mungkin membiat analisis kritis yang memuaskn. Kegiatan diskusi sastra secara analisis dapat meningkatkan keterampilan membaca dan Tulisan Bernada Kewenangan Tulisan bernada kewenangan atau otoritatif menghasilkan karya ilmiah. Tujuan karya ilmiah yanga bernada otoritatif ini ialah mencapai suatu gelar tertentu. Secara garis besar ada tiga jenis karya ilmiah, dengan masing-masing kewenangan tertentua. Skripsi untuk mencapai sarjana mudab. Tesis untuk mencapai gelar sarjanac. Disertasi untuk mencapai gelar doctorTahap yang dilalui tulisan ilmiah sebagai berikut 1. Memilih topic 2. Membaca pendahuluan 3. Menentukan bibliografi pendahuluan 4. Membuat kerangka pendahuluan.. 5. Membuat catatan 6. Menyusun kerangka akhir 7. Menyusun naskah pertama 8. Mengadakan revisi 9. Menyusun naskah akhir 10. Mengoreksi cetakan percobaan 11. mencetak karya tersebut Adelstein dan Prival,1976;521; klammer; 1978;83B. Fakta atau fiksi Membaca interpretatif adalah mengenal perbedaan antara fakta dan fiksi. Pasda tahap pertma, konsep-konsep fantasi dan realitas diperkenalkan dan dijelasakan dengan ilustrasi, kontras serta membedakan kedua tipe sastra tersebut. Pada tahap kedua, para siswa diajarkan perbedaan anatara fiksi dan non-fiksi dan diterangkan cara-cara menggunakan sumber-sumber ekste4rnal untuk menentukan realitas orang, tempat dan peristiea-peristiwa dalam cerita. Dalam penulisan cerita fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis sebagai berikut a Permulaan dan eksposisib Pemerian dan latarc Suasanad Pilihan dan sarane Saat pentingf Klimaksg Konflikh Komplikasii Pola atau modelj Kesudahan, kesimpulank Tokoh dan aksil Pusat minatm Pusat tokohn Pusat narasio Jarak skalap Langkah Brooks and Wareen ; 1959 644-8khusus bagi fiksi cerita pendek, maka unsur-unsur berikut ini harus dimiliki a Temab Plot, perangkap atau konflik dramaticc Pelukisan watakd Ketegangan dan pembayangane Kesegaran dan suasanaf Sudut pandang point of viewg Focus terbatas dan kesatuan lubis, 1960 14.C. Sifat-sifat tokoh Membaca interpretatif adalah keterampilan menafsirkan sifat-sifat, cirri-ciri tokoh atau character traits. Kata cirri, sifat atau trait disini mengandung pengertian yang mengacu kepada jenis-jenis karakteristik luar yang kongkrit yang mencerminkan kebiasaan, tingkah laku sehari-hari yang bersifat refleksi, tidak menunjukan kecendrungan yang mengandung motifasi tertentu. Cirri-ciri seorang tokoh berdasar tindakan atau tingkah lakunya itu mungkin saja dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimilikinya. Berupaya mengenali sifat-sifat tokoh, menemukan peristiwa atau kejadian yang dapat menunjang pendapat mereka danmembuat ramalan-ramalan mengenai tingkah laku tokoh-tokoh tertentu berdasarkan pengetahuanmereka mengenai sifat-sifat para tokoh tersebut Otto & Chester, 1976 159. Bobot hakkat kemanusian diekspresikan sebagai a Kebutuhan-kebutuhan akan hubunganb Transendens berpisah dari orang lain dan bendac Identitas mengenali atau mengetahuid Kerangka acuan mempunyai cara yang stabilBerdasarkan klasifikasi ciri-cirinya, maka setiap pribadi mempunyai orientasi tertentu diantaranya sebagai berikut a Orientasi reseptif menerima apa sajab Orientasi eksploitatif Orientasi yang bersifat memeras, mengisapc Orientasi penimbunan orientasi yang bersifat menumpik, menimbund Orientasi perdagangan e Orientasi produktifD. Reaksi Emosional Kegiatan membaca interpretative adalah melatih keterampilan menafsirkan reaksi emosional Sesutu karya tulis. Disini dipusatkan pada dua aspek reaksi emosional, yaitu a Reaksi omosional sang pembaca pada anbea tipe karya sastra b Reaksi-reaksi omosional terhadap para tokoh di dalam karya reaksi-reaksi emosional para tokoh dalam cerita-cerita yang mereka baca serta menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara reaksi-reaksi para tokoh fiktif itu dengan reaksi-reaksi mereka sendiri. Emosi mempengaruhi kita dalam kehidupan, baik dalam penyesuaian diri secara perorangan maupun secra kelompok. Mengenai hal ini ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain a Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-harib Emosi mempersiapkan tibuh kita untuk peran tertentuc Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorisd Emosi dapat bertindak sebagai suatu bentuk komunikasie Emosi dapat mengganggu kegiatan-kegiatan mentalf Emosi dapat bertindak sebagai sumber-sumber penilaian osial dan penilaian diri sendirig Emosi dapat mewarnai pandangan dan harapan anak-anak terhadap hidup inih Emosi mempengaruhi interaksi sociali Emosi meninggalkan dampaknya pada ekspresi wajah air muka dan mimicj Emosi dapat memengaruhi iklim psikologisk Responsi-responsi emosional kalau berlangsung berulang-ulang dapat berkembang menjadi kebiasaanCiri-ciri khas emosi-emosi tersebut atara lain a Emosi biasanya kuat, hebat berapi-apib Emosi sering-sering kelihatan munculc Emosi biasanya bersifat sementara atau tidak kekald Response-responsi mencerminkan kepribadiane Emosi sering berganti kekuatanf Emosi dapat ditemukan dengan gejala-gejala tingkah laku Keterasmpilan dan kemampuan menafsirkan gaya bahasa dan bahasa kias merupakan butir kelima dari kegiatan membaca interpretatif. Bahasa diperluas dengan cara memper6kenalkan makna-makna konotatif dan denotative eufenisme da pola-pola bahasa sehari-hari. Melalui penganalisisan karya tulis orang lain dan karya kreatif mereka sendiri. Maka para siswa belajar memahami serta memanfaatkan bahasa imajinatif dengan lebih baik. Bahasa adalah suatu sarana interaksi social, fungsi utamanya adalah kominikasi, korelasi psikologis sesuatu bahasa adalah kompetesi atau kemampuan komunikasi, kemampuan melaksanakan interaksi social dengan bantuan bahasa. Dik, 1979 5. Aspek retoris lainya dari peranan penulisan cerita adalah penggunaan bahasa untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasuif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antar sesama tokoh. Kemampuan penulis mempergunakan bahasa secara cermat dan tepat guna akan dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus-terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Kegunaan lain dari bahasa adalah untuk menandai tema seseorang tokoh. Para peulis dapat memanfaatkanbahasa untuk menghasilkan efek misik yang serupa itu dengan cara menyuruh seseorang tokoh agak sering mengulangi suatu frase yang ingin diperkenalkan. Keterampilan sang pengarang memanfaatkan bahasa untuk menciptakan nada dan suasana yang tepat guna, dapat memukau para pembaca. Berbagai gaya bahasa dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan sang pengarang, antara lain a aliterasi pengulangan bunyi-bunyi yang samab antanaklasis pengulangan kata yang sama dengan makna yang berbedac antitesis perbandingan dua buah kata yang berantonom, berlawanan maknad kiasmus pengulangan serta infersi hubungan antara dua kata dalam kalimate oksimoron pembentukan suatu hubungan sintaksis antara dua buah antonmf paralipsis suatu rumusan yang dipergunakan untuk mengumumkan bahwa seseorang tidak mengatakan yang tidak dikatakanya dalam kalimat itu sendirig Paronomasia penjajaran kata-kata yang bersamaan bunyi tetapi berbeda maknah Silepsis penggunan sebuah kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berpartisipasi dalam lebih dari satu kontruksi sintaksisi Zeugma koordinasi keterbatasan dua kata yanf mempunyai makna yang berbedaF. Dampak Cerita Kegiatan membaca interpretatif menyangkut masalah dampak cerita cerita, suatu keterampilan meramalkan aneka dampak yang mungkin dihasilkan oleh sesuatu cerita. Keterampilan utama yang dituntut disini adalah keterampilan meramalan dalam pelbagai tahap yang terdapat dalam cerita apa yang terjadi berikutnya dan membimbing anak-anak untuk menyadari bahwa dalam setiap situasi tertentu mungkin saja terkandung sejumlah dampak yang masuk akal. Biasanya setiap cerita dapat dibagi atas lima bagian, yaitu a Situasi pengarang mulai melikiskan suatu keadaan atau situasib Generating circumstances peristiwa yang bersangkutpaut, yang berkait-kaitan mulai bergerakc Rising action keadaan mulai memuncakd Climax peristiwa-peristiwa mulai memuncake Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwaPengartian setiap jenis tersebut adalah sebagai berikut 1 Alur gerakDalam bahasa inggis alur gerak ini disebut the action plot. Alur disusun disekitar suatu masalah dan pemecahannya. Alur ini terutama sekali sering pada sastra popular, sastra Alur pedih Disebut the pathetic plot dalam bahasa musibah menimpa seorang pelaku utama yag cantik atau ganteng tetapi lemah. Cerita ini berakhir dengan kesedihan, kepedihan dan menimbulkan rasa kasihan dari para pembaca. Alur seperti ini umumnya terdapat pada novel-novel naturalis abad Alur tragis atau the tragic plotSang pelaku utama, yang masih anteng dalam beberapa hal bertanggungjawab terhadap kemalangan yang menimpa dirinya sendiri, tetapi dia tidak mengetahui hal ini sejak semula. Karenanya, para pembaca mengalami kataris, rasa Alur penghukuman atau the punitive plotDalam alur ini sang pelaku utama tidak dapat menarik rasa simpati para pembaca, walaupun dia sebenarnya mengagumkan dalam bebrapa hal. Cerita berakhir dengan kegagalan sang pelaku Alur sinisSeorang tokoh utama, tokoh ini yang jahat memperoleh kekayaan pada akhir cerita, yang justru sepantasnya medapat Alur sentimentalSeorang tokoh utama yang sering kali lemah mengalami serentetan kemalangan, tetapi justru memperoleh kemenangan atau kejayaan pada akhir Alur kekaguman atau the admiration plotTokoh utama yang kuat, gagah dan bertanggungjawab atas tindakan-tidakannya, mengalami serangkaian mara Alur kedewasaan atau the maturing plotTokoh utama yang memang ganteng dan menarik justru tidak berpegalaman dan bersifat Alur perbaikan atau the reform plotTokoh utama sendiri bertanggung jawab penuh atas kemalangan-kemalangan yang mengganggu Alur pengujian atau the testing plotTokoh itama ini sendiri meninggaalkan serta mengingkari cita-citanya Alur pendidikan atau the education plotDalam alur ini terdapat perbaikan atau peningkatan tokoh utama. Alur ini agak mirip dengan alur kedewasaan, tetapi dalam hal ini perubahan batiniah tidak mempengaruhi prilaku sang Alur penyingkapan rahasia atau revelation plotPada mulanya tokoh utama tidak mengetahui kondisinya sendiri. Lama kelamaan dalam proses jalannya cerita, sang tokoh dapat menyingkapi rahasia pribadinya sendiri. 13 Alur perasaan saying atau the effective plotSikap dan keyakinan tokoh utama berubah, tetapi falsafah hidupnya tidak berubah14 Alur kekecewaan atau disillusionment plotSang tokoh kehilangan idamanya dan jatuh ke dalam jurang keputusasaannya. Pada akhir cerita, pembaca hanya sebentar saja bersimpati kepadanya, selanjutnya diliputi kekecewaan.

ciri ciri kemampuan membaca interpretatif