🎃 Halaqah 42 Beriman Kepada Hari Akhir
Halaqahyang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah Kubur" Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin, kafir maupun
BerimanKepada Hari Akhir2 halaqah 26 - ditiupnya Sangkakala 1 halaqah 27 - ditiupnya Sangkakala 2 halaqah 28 - Kebangkitan Halaqah 29 - Kejadian - kejadian Dahsyat di Hari Kiamat Halaqah 30 - Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat Show Wisnu Canal, Ep HSI Beriman Kepada Hari Akhir2 Halaqah 26 - 40 - Mar 6, 2022.
Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya. Allah berfirman : "Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh." (An-Nisa' : 136)
Halaqah03 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat HSI | Beriman Dengan Nama-Nama Umum Malaikat Allah Halaqah 26 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir | Ditiupnya Sangkakala Bagian 1 Related Blog Syukma Groups Utama Info. Susu Kambing Etawa Plus Herbal GHONAMILK Extract Daun Kelor Gamat dan Kayu Manis.
Halaqahyang ke-70 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Al-Jannah dan kenikmatannya (Bagian 5) Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam bersabda :
Halaqahyang ke-75 dari Silsilah 'Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang "Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka" Manfaat Mempelajari Imān Kepada Hari Akhir ". Berimān kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang muslim. ⑴ Mengingatkan seorang Muslim bahwa dunia hanyalah
Halaqahyang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman". Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengirim angin yang mencabut nyawa
Volume10 Nomor 1 (2020) ISSN (P): 2087-4820 ISSN (E): 2579-8995 PEMBIASAAN TRADISI ASWAJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME DI MADRASAH ALIYAH MATHOLI'UL HUDA KEDUNG JEPARA Fathur Rohman1; Hanifa A'la2 1,2 Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara ABSTRAK Artikel ini membahas tentang praktik-praktik tradisi Aswaja yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah (MA) Matholi'ul Huda Kedung Jepara
. Hukum beriman dengan hari akhir Beriman dengan hari akhir hukumnya wajib bagi setiap muslim karena merupakan salah satu di antara enam rukun iman. Bahkan, di antara rukun iman yang enam, iman kepada hari akhir merupakan salah satu yang banyak dibicarakan di dalam ayat-ayat makkiyyah dan yang banyak didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di awal-awal masa kenabian beliau. Hal tersebut menunjukkan bahwa keimanan kepada hari akhir merupakan hal yang sangat penting dan paling mendasar di dalam Islam. Terdapat banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari akhir. Bahkan di dalam banyak ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir secara bergandengan. Semisal dalam Surat An Nisa’ ayat 162, Allah berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar”. Digandengkannya keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir menunjukkan betapa pentingnya keimanan kepada hari akhir di dalam Islam. Definisi dan cakupan beriman dengan hari akhir Pengertian beriman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin adalah mengakui dengan pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Sedangkan hari akhir, menurut beliau pula, dinamakan demikian dikarenakan tidak ada hari lagi setelahnya. Hari akhir dinamakan juga dengan hari kiamat dan banyak nama lainnya yang disebutkan di dalam Al Quran dan hadits. Adapun cakupan keimanan kepada hari akhir secara umum dikategorikan sebagai berikut 1. Beriman dengan Tanda-tandanya Wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk beriman pada tanda-tanda kiamat yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman yang artinya, “maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya” QS Muhammad 18. Terdapat banyak sekali penjelasan dari hadits tentang tanda-tanda datangnya kiamat yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, tanda kiamat yang sudah terjadi. Di antara contohnya adalah diutusnya dan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan juga ditaklukkannya Baitul Maqdis di zaman Umar bin Khaththab. Kedua, tanda kiamat yang sedang terjadi dan akan terus semakin marak terjadinya, semisal merebaknya zina, tersebarnya alat musik, dan maraknya riba. Ketiga, tanda-tanda besar yang akan berujung pada terjadinya hari kiamat itu sendiri, semisal keluarnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa dari langit, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, dan terbitnya matahari dari barat. Banyak lagi tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam haditsnya yang seluruhnya wajib kita imani apabila berasal dari hadits yang shahih. 2. Beriman dengan hari akhir/kiamat itu sendiri Setelah berbagai tanda kiamat besar terjadi maka seluruhnya akan berakhir pada terjadinya kiamat itu sendiri yang akan terjadi pada hari Jumat. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,“Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at” Muslim. Namun hari jumat di pekan, bulan, dan tahun kapankah terjadinya, hanya Allahlah yang mengetahuinya, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah” QS Al A’raf 187. Termasuk pula dalam hal ini mengimani segala hal yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan tentang apa yang terjadi ketika hari kiamat nanti. Semisal apa yang Allah firmankan yang artinya, “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk” QS. Al-Hajj 1-2. Atau dalam hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Matahari mendekat kepada para makhluk di hari kiamat sampai hanya berjarak 1 mil dari mereka, sehingga semua manusia berkeringat sesuai dengan amalan mereka” HR. Muslim. 3. Beriman dengan pertanyaan, azab, dan nikmat kubur Termasuk keimanan kepada hari akhir pula adalah keimanan tentang apa yang terjadi di alam barzakh yang mencakup dua hal. Pertama, beriman denganadanya pertanyaan di alam kubur. Adanya pertanyaan kubur berdasarkan sebuahketerangan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallamtentang pertanyaan malaikat di alam kubur kepada mayit tentang siapa tuhannya, agamanya, dan nabinyaHR. Bukhari dan Muslim. Kedua, beriman dengan adanya azab dan nikmat yang akan Allah berikan di dalam kubur. Di antara keterangan yang menunjukkan adanya azab kubur adalah sabda beliau, ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu suka mengadu domba manusia” HR. Bukhari dan Muslim. Sedangkan tentang nikmat kubur adalah apa yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam jelaskan tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan, “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang” HR. Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad. 4. Beriman dengan hari kebangkitan dan hari berkumpul Hari kebangkitan dimulai setelah Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “dari berbagai ayat Al Qur’an bisa disimpulkan bahwa akan ada tiga kali tiupan sangkakala. Tiupan pertama adalah tiupan Al Faz’u tiupan yang mengejutkan, sebagaimana disebutkan dalam surat An Naml ayat 87. Tiupan kedua adalah tiupan Ash Sha’iq tiupan yang mematikan dan tiupan ketiga adalah tiupan Qiyam kebangkitan. Dua macam tiupan terakhir ini dijelaskan dalam firman Allah, yang artinya “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannnya masing-masing” QS. Az Zumar 68. Setelah manusia seluruhnya dibangkitkan, maka mereka semua akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar dalam keadaan berjalan, dan ada juga yang berkendaraan, serta ada juga yang diseret di atas wajah-wajah kalian” HR Tirmidzi, Hasan. 5. Beriman dengan Segala yang Terjadi Setelahnya Diantara rangkaian peristiwa yang terjadi setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar yang wajib diimani adalah [1] Hisab. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka” QS Al Ghasyiyah 25-26. [2] Dibagikannya catatan amal. Allah berfirman dalam Surat Al Haqqah ayat 19 dan 25 yang artinya, “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata “Ambillah, bacalah kitabku ini””. “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka Dia berkata “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini””. [3] Ditimbangnya amal perbuatan. Allah berfirman yang artinya, “timbangan pada hari itu ialah kebenaran keadilan, Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”QS Al A’raf 8. [4] Melewati shirath. Berdasarkan sebuah hadits, “Ashshirath dibentangkan diatas punggung jahannam. Aku dan umatku yang pertama kali melewatinya” HR. Muslim. [5] Adanya telaga. Berdasarkan sebuah hadits, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti” HR. Bukhari dan Muslim. [6] Syafa’at. Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa kelak manusia akan mendatangi para nabi untuk meminta syafa’at dan pada akhirnya Nabi Muhammad-lah yang memberikan syafa’at atas izin Allah. [7] Dan pada akhirnya dimasukkanlah manusia ke dalam surga atau pun neraka. Penutup Pembahasan mengenai keimanan kepada hari akhir dan berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir adalah pembahasan yang sebenarnya sangat panjang. Apa yang telah disampaikan di atas hanyalah sedikit di antaranya. Hendaknya kita mempelajari lebih lanjut tentang berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir agar lebih sempurna iman kita kepadanya dan agar bisa lebih memotivasi kita di dalam beribadah. Allahu a’lam. Penulis Muhammad Rezki Hr, ST., Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Ilmiyah Berimān kepada hari akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian kedua” Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allāh akan bertanya kepada para malāikat dan Nabi Īsā. alayhissalām. Allāh menyebutkan di dalam Surat Sabā’ 40-42 Bahwasanya di Padang Mahsyar Allāh akan bertanya kepada para malāikat yang disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka. Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian? Para malāikat menjawab “Maha Suci Engkau, Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jinn. Kebanyakan mereka berimān kepada jin tersebut” Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allāh, baik orang shālih, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah jinn, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allāh adalah jinn. ⇒Apabila mereka menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para malāikatpun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para penyembah malāikat itu pun akan diadzab oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di dalam Surat Al-Māidah 116-117 Allāh menyebutkan bahwasanya Allāh akan bertanya kepada Nabi Īsā alayhissalām sebagai penghinaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla terhadap orang-orang nashrāni yang menjadikan beliau dan ibu-ibu beliau sebagai Tuhan. Wahai Īsā putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia, “Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allāh ? Īsā alayhissalām menjawab “Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya”. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada dirimu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu “Sembahlah Allāh Rabb-ku dan Rabb kalian”. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup, maka setelah Engkau wafatkan atau angkat aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu. Demikianlah keadaan para malāikat dan Nabi Īsā alayhissalām. Mereka adalah mahluk yang taat beribadah kepada Allāh. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allāh dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka. Demikian pula orang-orang yang shālih dan wali-wali Allāh. Manusia yang terlalu berlebih-lebihan terhadap mereka, √ Mereka membuat patung mereka, √ Mereka memajang gambar mereka, √ Mereka membangun dan menghias kuburan mereka, √ Mereka meyakini bahwasanya mereka mengetahui sesuatu yang ghaib, √ Mereka berdo’a kepada mereka, √ Mereka bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka, √ Mereka beri’tikāf di kuburan mereka, √ Mereka menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, √ Mereka membangun masjid di atas kuburan mereka, atau √ Mereka memasukkan kuburan mereka di dalam masjid, √ Mereka bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang shālih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allāh, ini semua termasuk berlebihan. Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nūh ”alayhissalām yang berlebihan terhadap lima orang shālih yang disebutkan dalam Surat Nūh 23 Atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fātimah, Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallāhu anhum, kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 40 Keadilah Allāh Ketika Hisab Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 KEADILAN ALLAH KETIKA HISAB BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Keadilah Allāh Ketika Hisab Bagian 02. Di antara keadilan Allah ketika hisab, 4⃣ Bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah Tidak ada manusia yang di dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia lakukan. Allah berfirman فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرً۬ا يَرَهُ ۥ ٧ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬ شَرًّ۬ا يَرَهُ ۥ ٨ Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom sekalipun akan melihatnya. Az-Zalzalah 7-8 5⃣. Di antara keadilan Allah ketika hisab, bahwasanya seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Allah berfirman وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ “Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain.” Al-An’am 164 Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda, وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثَمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya. Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun HR. Muslim. 6⃣. Di antara keadilan Allah masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi kitabnya. Allah berfirman وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبً۬ا ١٤ مَّ “Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.” Al-Isra’ 13-14 7⃣. Di antara keadilan Allah, Allah akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan para Rasul yang akan bersaksi atas umatnya, bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah berfirman فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۭ بِشَهِيدٍ۬ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ شَہِيدً۬ا “Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka.” An-Nisa 41 Malaikat akan menjadi saksi. Allah berfirman وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّعَهَا سَآٮِٕقٌ۬ وَشَہِيدٌ۬ “Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat yang menjadi saksi.” Surat Qaaf 21 Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah berfirman ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيہِمۡ وَتَشۡہَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ “Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka lakukan” Yaasin 65 Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
halaqah 42 beriman kepada hari akhir